Selasa, 17 Januari 2012

MATERI IPS KELAS 3 SD


MATERI 1
MENGENAL JENIS – JENIS PEKERJAAN

Standar Kompetensi :
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
Kompetensi Dasar :
2. 1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan
Indikator :
2.1.1Mengidentifikasikan jenis-jenis pekerjaan di sekitar kita
2.1.2 Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang menghasilkan barang dan jasa
2.1.3Menjelaskan jenis peralatan bekerja sesuai dengan jenis pekerjaan
2.1.4Membuat tabel daftar pekerjaan dan hasil pekerjaannya
A. JENIS-JENIS PEKERJAAN
Pekerjaan yang ditekuni manusia dilakukan untuk mendapatkan upah. Upah yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
1. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang
Pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa barang.
Contoh pekerjaan yang menghasilkan barang, misalnya orang yang tinggal di dekat perkebunan kelapa. Ia dapat bekerja sebagai pembuat sapu dan keset dengan memanfaatkan sabut kelapa. Ada juga orang yang menggunakan tanah untuk membuat genteng, batu bata dan gerabah. Pekerjaan yang menghasilkan bahan makanan misalnya pembuat tahu, tempe, roti, bakpao serta berbagai macam makanan lain
2. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa
Pekerjaan  yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa jasa. Contohnya tukang cukur dan dokter.
Selanjutnya perhatikan contoh berikut. Pak Sukri mempunyai kebun kelapa sawit yang luas. Tanaman kelapa sawitnya banyak sekali. Pak Sukri tidak dapat mengurus kebun kelapa sawitnya sendirian. Ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurus kebun kelapa sawit tersebut. Orang lain yang membantu tersebut bekerja memelihara, memanen dan menjual buah kelapa sawit. Seminggu sekali para tenaga kerja yang membantu di kebun kelapa sawit tersebut menerima upah berupa uang dari Pak Sukri. Uang yang mereka terima itu merupakan imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada Pak Sukri.


B. SEMANGAT KERJA

1. Alasan Orang Harus Bekerja
Perhatikan alasan berikut. Pak Kadir seorang karyawan di perusahaan mebel. Pak Kadir sudah bertahun-tahun bekerja di perusahaan tersebut. Akhir-akhir ini pasokan kayu untuk bahan dasar mebel sulit di dapat karena mahalnya harga kayu. Perusahaan menjadi kekurangan bahan baku. Akibatnya produksi mebel menjadi tersendat. Perusahaan tersebut akhirnya memberhentikan sebagian karyawannya. Pak Kadir termasuk karyawan yang diberhentikan. Pak Kadir berusaha mencari pekerjaan lain, tetapi belum mendapatkan juga. Padahal, Pak Kadir harus mencukupi kebutuhan keluarganya. Itulah salah satu alasan, mengapa orang harus bekerja. Orang bekerja untuk mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang diperoleh digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Contoh di atas adalah hal yang biasa terjadi dalam kehidupan.
Manusia memiliki banyak kebutuhan hidup. Kebutuhan itu, terutama kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok adalah kebutuhan yang harus terpenuhi. Termasuk kebutuhan pokok adalah makanan, pakaian, dan tempat tinggal (rumah). Setiap hari kita butuh makan untuk tumbuh dan hidup. Kita butuh pakaian untuk menutup badan serta butuh rumah untuk berteduh dan istirahat.
Kebutuhan dapat terpenuhi apabila kita mempunyai penghasilan. Untuk mendapatkan penghasilan setiap orang harus bekerja. Penghasilan dapat berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli berbagai barang dan jasa yang diperlukan.
2. Pentingnya Semangat dalam Bekerja
Semangat Kerja sangat penting saat kita bekerja. Karena dengan semangat kerja kita akan mendapatkan hasil yang maksimal dan prestasi yang maksimal pula.
Orang yang malas dan tak bersemangat akan gagal dalam pekerjaannya. Pedagang yang malas akan ditinggalkan pembeli, kemudian rugi, dan usahanya bisa bangkrut.
Seorang pegawai, jika malas bekerja juga dapat bernasib buruk. Ia akan diperingatkan oleh atasannya dan mungkin saja dipecat dari kantor dan akhirnya menganggur. Oleh karena itu, jika ingin menjadi orang sukses dalam pekerjaan, orang harus punya semangat kerja yang tinggi. Semangat dalam bekerja harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan.



3. Ciri-ciri Semangat Kerja
Perhatikan contoh berikut.
Sepuluh tahun yang lalu Pak Anwar hanyalah seorang pedagang kaki lima. Ia berjualan di pinggir jalan. Bila hujan ia harus segera menutup dagangannya agar tidak basah terkena air hujan. Hasil keuntungannya hanya sedikit. Namun, Pak Anwar adalah orang yang pandai berhemat dan jujur. Keuntungannya dari berdagang ditabung sedikit demi sedikit. Setelah hasil tabungannya cukup banyak, ia pun menyewa kios. Dagangan Pak Anwar mulai bertambah banyak. Para pelanggan pun mulai berdatangan ke kiosnya. Beberapa tahun kemudian, kios yang disewa itu dapat dibeli serta kemudian dibangun dan diperluas. Kios itu tak lain menjadi toko Anugerah yang sekarang ditempatinya.
Itulah contoh kisah sukses seseorang. Sukses itu dapat diraih karena adanya semangat. Kunci keberhasilan Pak Anwar adalah karena ia suka bekerja keras, tidak malas, jujur dan tidak mudah mengeluh. Selain itu, Pak Anwar juga disiplin baik dalam bekerja maupun dalam menggunakan uang. Selain ulet, bersedia bekerja keras, dan disiplin, juga diperlukan kejujuran untuk meraih sukses. Dengan kejujuran, kita akan dipercaya, teman, pelanggan, dan bahkan orang lain yang tidak kita kenal. Jika kita sudah mendapat kepercayaan dari orang lain, maka peluang menuju keberhasilan akan makin terbuka. Hal itu berlaku dalam bidang apa pun.
Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja adalah sebagai berikut :
  •   Suka bekerja keras
  • Rajin
  • Jujur
  •  Tidak mudah mengeluh
  • Disiplin
  • Ulet
Nah, jika kamu ingin berhasil dalam pelajaran sekolah, sukses meraih cita-cita, dan sukses pula dalam pekerjaanmu setelah dewasa kelak, kamu perlu mencontoh sifat dan sikap Pak Anwar di atas. Artinya, kamu harus selalu bersemangat serta siap bekerja keras, disiplin, dan jujur dalam belajar dan bergaul, baik di sekolah maupun di rumah.





MATERI 2
PENTINGNYA SEMANGAT KERJA

Menurut Nitisemito ( 1982 ), semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih baik. Pendapat serupa dikemukakan oleh Anaroga (1993), bahwa semangat kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan cepat selesai dan lebih baik serta ongkos perunit dapat diperkecil. Menurut Siswato ( 2001 ), semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekwen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja yang dapat menimbulkan kenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekwen sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
Nyonya Jos Masdani ( Anoraga, 1992 ), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja ada dua yaitu :
a. Faktor kepribadian dan kehidupan emosional karyawan yang bersangkutan.
b. Faktor luar, yang terdapat dari lingkungan rumah dan kehidupan keluarganya serta faktor lingkungan kerja

Menurut Anaroga ( 1992 ), faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah :
a. Job Security. Pekerjaan yang dipegang karyawan tersebut merupakan pekerjaan yang aman dan tetap jadi bukan pekerjaan atau jabatan yang mudah digeser, dan lain-lain. Adanya kemungkinan bahwa karyawan dapat dirumahkan, diberhentikan atau digeser, merupakan faktor pertama yang mengurangi ketenangan kegairahan kerja karyawan.
b. Kesempatan untuk mendapat kemajuan ( Opportunities for advancement ). Perusahaan yang memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk mengembangkan diri dapat mendorong karyawan lebih bersemangat dalam bekerja dan menyelesaikan tugasnya.
c. Kondisi kerja yang menyenangkan. Suasana lingkungan kerja yang harmonis, tidak tegang merupakan syarat bagi timbulnya semangat kerja. Ketegangan dalam lingkungan kerja mudah memberi rasa segan bagi karyawan untuk datang ke tempat kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang menyenangkan memberi rasa segan bagi karyawan untuk membolos.
d. Kepemimpinan yang baik. Pimpinan yang baik tidak menimbulkan rasa takut pada karyawan, tetapi akan menimbulkan rasa hormat dan menghargai.
e. Kompensasi, gaji, imbalan. Faktor ini sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Bagi seorang karyawan yang baru akan memasuki suatu perusahaan, maka imbalan yang baru akan diterima diperbandingkan dengan imbalan yang mungkin diterima pada perusahaan lain. Bagi karyawan yang sudah lama bekerja pada suatu perusahaan, imbalan yang telah diterimanya diperbandingkan dengan karyawan yang lain. Perbedaan imbalan yang menyolok baik antar karyawan maupun antar perusahaan dapat menggoyahkan semangat kerja karyawan.

Aspek-aspek Semangat Kerja
Menurut Sugiyono ( Utomo, 2002 ), aspek-aspek semangat kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. Disiplin yang tinggi. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan bekerja giat dan dengan kesadaran mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan
b. Kualitas untuk bertahan. Menurut Alport orang yang mempunyai semangat kerja tinggi, tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang timbul dalam pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa orang tersebut mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan kualitas seseorang untuk bertahan.
c. Kekuatan untuk melawan frustasi. Seseorang yang mempunyai semangat kerja tinggi tidak memiliki sikap yang pesimistis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya.
d. Semangat berkelompok. Adanya semangat kerja membuat karyawan lebih berfikir sebagai “ kami “ daripada sebagai “ saya “. Mereka akan saling tolong menolong dan tidak saling bersaing untuk saling menjatuhkan.

Menurut Kossen ( 1993 ), menyebutkan beberapa hal yang terjadi tanda-tanda peringatan semangat kerja yang rendah,yaitu :
a. Kemangkiran. Apabila pekerja menyenangi pekerjaan mereka, maka mereka akan melakukan usaha yang diperluakan untuk berbuat apa saja yang diharapkan perusahaan dari mereka. Tetapi, para pekerja sendiri telah berubah sifat kerjanya. Akibatnya, pada beberapa perusahaan timbul problem-problem yang dibuktikan dengan tingginya angka kemangkiran.
b. Kelambatan. Keterlambatan yang berlebihan merupakan tanda bahaya semangat kerja yang rendah. Karyawan seringkali datang ke tempat kerja tidak tepat waktu, hal ini karena mereka merasa tidak memperoleh kepuasan dan keuntungan dari pekerjaan mereka.
c. Pergantian yang tinggi. Dalam setiap organisasi ada karyawan yang keluar dan ada karyawan lain diterima kerja pada perusahaan tersebut. Apabila angka pergantian mulai naik secara abnormal menunjukkan tanda bahaya dari semangat kerja yang buruk.
d. Mogok dan sabotase. Pemogokan dan sabotase merupakan contoh ekstrim ketidakpuasan dalam angkatan kerja.
e. Ketiadaan kebanggaan dalam kerja. Ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat dia bekerja sering kali menimbulkan sikap ketidakpedulian terhadap pekerjaannya. Hal ini menimbulkan kegagalan karyawan kerasakan kebanggaan dalam pekerjaan. Sikap ketidakpedulian karyawan terhadap pekerjaannya menunjukkan semangat kerja yang rendah.







MATERI 3
MEMAHAMI KEGIATAN JUAL BELI DI
LINGKUNGAN RUMAH DAN SEKOLAH

A.Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Rumah

Setiap keluarga mempunyai kebutuhan. Kebutuhan tersebut antara lain adalah makanan, pakaian, dan kebutuhan hidup lainnya. Untuk mendapatkan semua kebutuhan kita harus berbelanja.Tempat-tempat perbelanjaan antara lain warung, toko, dan pasar. Di pasar banyak pedagang yang menjual kebutuhan sehari-hari yang kita butuhkan. Orang yang tinggal di dekat pasar pun dapat menambah penghasilan mereka. Misalnya, membuka titipan sepeda, menjual makanan dan minuman, atau menjadi kuli angkut barang.

1. Macam-Macam Tempat Kegiatan Jual Beli

Tempat terjadinya kegiatan jual beli, antara lain di warung, toko-toko, dan pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Berikut adalah tempat-tempat kegiatan jual beli.
a. Warung
Warung adalah tempat untuk menjual dan membeli barang kebutuhan sehari-hari. Contohnya, beras, minyak, gula, kopi, teh, sayur-sayuran, sabun, pasta gigi, sampo, dan berbagai keperluan hidup lainnya. Warung biasanya terdapat di rumah-rumah. Barang-barang yang dijual juga hanya sedikit dan harganya kadang boleh ditawar. Dapatkah kamu menyebutkan warung siapa saja yang ada di lingkungan tempat tinggalmu?
Image:warung again.JPG
Image:warung again.JPG
b. Toko
Image:banyak toko.JPG
Image:banyak toko.JPG

Pernahkah kamu diajak ayah atau ibumu pergi ke toko? Membeli apa saja kamu di toko tersebut? Barang yang dijual di toko biasanya lebih banyak daripada di warung. Sekarang ada toko yang khusus menjual satu macam kebutuhan saja. Misalnya, toko beras, sepatu, pakaian, alat listrik, dan mainan. Harga barang di toko sudah ditetapkan dan tidak boleh ditawar. Di toko kita bisa memilih barang dengan bebas dan membayar sesuai dengan harga yang telah ditetapkan. Rudi ingin membeli mainan. Ia pergi ke toko mainan Ceria. Di toko itu banyak tersedia bermacam-macam mainan. Dari yang harganya murah sampai yang mahal. Rini juga membeli boneka di toko Ceria. Di manakah ayahmu akan membeli bahan-bahan bangunan untuk membuat atau memperbaiki rumah? Untuk membeli bahan-bahan bangunan, orang harus pergi ke toko bahan bangunan. Di sana semua keperluan untuk membuat dan memperbaiki rumah tersedia. Contohnya, pasir, semen, paku, amplas, kayu, dan masih banyak lagi alat dan bahan bangunan yang dijual di sana. Toko Murah menjual berbagai macam besi dan bahan bangunan lainnya.Toko ini ramai dikunjungi pembeli yang akan membeli perlengkapan bangunan. Selain berbagai jenis toko yang disebutkan di atas, ada lagi toko yang sangat besar. Pembelinya dapat mengambil sendiri barang-barang yang akan dibelinya. Tempatnya juga nyaman. Bahkan ada tempat untuk bermain. Toko ini disebut swalayan.
Image:toko-toko.JPG
Image:toko-toko.JPG
c. Pasar
Adakah pasar di dekat rumahmu? Pernahkah kamu pergi ke pasar? Ada apa saja di sana? Pasar merupakan tempat berkumpulnya para penjual dan pembeli. Semua kebutuhan sehari-hari tersedia di pasar. Di pasar banyak terdapat kios-kios yang menjual berbagai macam barang. Ada kios yang khusus menjual sayuran, daging sapi, daging ayam, buah, sembako, dan masih banyak lagi barang-barang yang dijual di pasar. Di pasar kita dapat memilih dan menawar barang yang akan kita beli, sehingga kita dapat membeli kebutuhan kita dengan harga yang lebih murah.
d. Supermarket
Supermarket adalah toko yang pembelinya dapat memilih dan mengambil barang yang ingin dibeli. Barang-barang di supermarket tidak bisa ditawar. Persediaan barang di supermarket lebih banyak dan lebih lengkap dibanding toko biasa. Setelah mengambil barang-barang yang dibutuhkan, pembeli membawanya ke kasir. Kasir akan menghitung jumlah barang yang dibeli dan menyebutkan jumlah harga yang harus dibayar oleh pembeli. Untuk mengatasi antrian yang panjang, biasanya disediakan beberapa tempat pembayaran di supermarket. Tempat pembelanjaan di supermarket dibuat nyaman. Ruangannya diberi penyejuk udara atau AC. Di supermarket juga dilengkapi dengan arena permainan anak dan kantin.
Image:supermarket.JPG
Image:supermarket.JPG

2. Barang Kebutuhan Sehari-Hari

Image:barang kebutuhan.JPG
Image:barang kebutuhan.JPG
Kita hidup membutuhkan berbagai macam barang. Misalnya, kebutuhan untuk makan. Makan merupakan kebutuhan pokok. Kita memerlukan nasi yang berasal dari beras. Kita juga memerlukan sayuran, telur, daging, ikan, tahu, dan tempe untuk lauk pauk. Untuk membersihkan badan kita perlu mandi. Untuk mandi kita membutuhkan sabun, sampo, sikat gigi, dan pasta gigi. Sabun mandi untuk membersihkan badan. Sikat gigi dan pasta gigi berguna untuk membersihkan gigi dari kuman penyakit, dan sampo untuk mencuci rambut. Ibu berbelanja ke pasar. Ibu membeli kebutuhan sehari-hari. Ada beras, gula pasir, teh, kopi, susu, minyak goreng, telur, daging, ikan, dan sampo. Ibu juga membeli sayuran dan buahbuahan. Ada bayam, wortel, kacang, buncis, kangkung dan terung. Ada juga buah-buahan, seperti pepaya, mangga, nanas, apel, dan sebagainya. Ibu juga membeli keperluan bumbu dapur, seperti garam, gula merah, merica, bawang putih, bawang merah, dan cabai. Perhatikan contoh kebutuhan pokok sehari-hari berikut!
Image:alat mandy.JPG
Image:alat mandy.JPG

Image:beras.JPGImage:lombok.JPG

B. Menceritakan Kegiatan Jual Beli

Kegiatan jual beli sudah ada sejak dahulu. Tetapi kegiatan jual beli pada zaman dahulu berbeda dengan kegiatan jual beli sekarang ini. Dahulu para pembeli tidak memakai uang untuk membeli barang. Tetapi mereka saling tukar-menukar barang dengan orang lain.
Image:seekor ayam.JPG
Image:seekor ayam.JPG
Perhatikan contoh berikut! Bu Siti mempunyai seekor ayam dan Pak Dirman mempunyai 1 kg beras. Bu Siti memerlukan beras dan Pak Dirman memerlukan ayam. Keduanya sepakat untuk menukar ayam dengan beras. Akhirnya Bu Siti mendapatkan beras yang dibutuhkan dan Pak Dirman mendapatkan ayam yang diinginkannya. Kegiatan tukar menukar barang tersebut dinamakan barter. Pada zaman sekarang kegiatan jual beli dilakukan dengan alat yang dinamakan uang. Perhatikan contoh berikut! Bu Hadi pergi ke pasar. Bu Hadi hendak berbelanja membeli keperluan hidupnya sehari-hari. Bu Hadi membeli sayuran.
Image:jual beli.JPG
Image:jual beli.JPG
Image:pasar modern.JPG
Image:pasar modern.JPG
Ia memilih sayuran yang segar. Antara Bu Hadi dan penjual terjadi tawar menawar hingga terjadi kesepakatan harga. Bu Hadi senang dengan sayur yang dibeli. Penjual juga senang dengan harga yang disepakati. Bu Hadi membayar dengan uang. Uang tersebut dibayarkan langsung kepada penjual sayuran. Jika berbelanja di pasar swalayan, pembeli dapat memilih dan mengambil barang sendiri. Harga barang sudah tercantum pada label atau bungkus barang. Pembeli tidak dapat menawar harga. Semua barang yang dibeli dibayar di tempat pembayaran atau kasir. Pegawai kasir akan menghitung berapa jumlah uang yang harus kita bayar. Setelah membayar sesuai dengan jumlahnya, pegawai kasir akan memberikan barang yang sudah kita beli. Rambut Rudi sudah panjang. Ayah mengantar Rudi ke tukang cukur. Rambut Rudi dicukur dan dirapikan oleh tukang cukur. Selesai dicukur, Ayah Rudi membayar ongkos cukurnya. Tukang cukur itu menjual jasa dan mendapatkan imbalan berupa uang.
Image:toko kain.JPG
Image:toko kain.JPG

Ibu membeli kain di toko kain. Kain itu dijahitkan ke tukang jahit. Seminggu kemudian kain itu telah selesai dijahit. Ibu mengambilnya dan membayar ongkos jahitan. Tukang jahit itu menjual jasa terima jahitan, dan mendapatkan imbalan berupa uang.

C. Kegiatan Jual Beli di Lingkungan Sekolah

Kegiatan jual beli selain yang ada di pasar, warung, dan toko seperti yang sudah diuraikan di atas ada juga kegiatan jual beli yang ada di sekolah. Kegiatan jual beli yang ada di sekolah, antara lain koperasi dan kantin sekolah.

1. Koperasi Sekolah

Di sekolah biasanya ada koperasi sekolah. Koperasi sekolah menjual berbagai keperluan dan perlengkapan sekolah seperti buku, pensil, penggaris, penghapus, dan lain-lain. Harga barang yang dijual di koperasi biasanya lebih murah atau sama dengan harga di pasar. Kita bisa membeli perlengkapan sekolah yang kita perlukan di koperasi sekolah.
Image:koperasi sekolah.JPG
Image:koperasi sekolah.JPG

2. Kantin Sekolah

Selain koperasi, di sekolah juga ada kantin. Kantin ini menjual berbagai macam makanan. Bila istirahat tiba, kita bisa membeli makanan dan minuman di kantin. Jadi, kita tidak perlu membeli jajanan di luar sekolah. Biasanya makanan atau jajanan yang dijual di kantin sekolah lebih sehat. Makanan yang dijual dikantin sekolah selalu di bungkus dengan plastik atau ditutupi, sehingga lebih terjamin kebersihannya.
Image:kantin.JPG
Image:kantin.JPG
Sebaiknya bila membeli jajanan pilihlah yang dibungkus plastik atau jajanan yang ditempatkan dalam wadah yang tertutup. Hal ini untuk menjaga agar makanan tidak dihinggapi lalat. Makanan yang dihinggapi lalat bisa menyebabkan sakit perut. Jadi, kamu harus hati-hati dalam memilih atau membeli makanan.

MATERI 4
MENGENAL SEJARAH UANG


            Sejak kapan manusia mengenal uang? Bisa jadi, ini merupakan salah satu dari banyak pertanyaan yang sering dikemukakan orang. Ensiklopedia bebas Wikipedia menulis tentang sejarah uang dangan kalimat:
"... pada mulanya, masyarakat belum mengenal  pertukaran, karna setiap orang brusaha memenuhi kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika lapar, membuat pakaian sendiri dari bahan-bahan sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri, ungkapanya. Singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhannya.
          Perkembangan selanjutnya menghadapkan manusaia pada kenyataan  apa yang diproduksi sendiri ternyata  tidsk cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Untuk memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri,  mereka mencari orang yang mau menukarkan  barang yang dimiliki dengan barang lain yang dibutuhkan  olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter,  yaitu barang yang ditukar dangan barang.
          Namun pada akhirnya,  banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem ini. Diantaranya adalah kesulitan untuk menemukan  orang  yang mempunyai barang yang diinginkan, dan yang juga mau menukarkan barang yang dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh  barang yang dapat ditukarkan satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang  atau sama nilainya.
          Untuk mengatasinya,  mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan banda-banda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran  itu adalah benda-benda yang diterima oleh umum ( generally accepted ), benda-benda yang dipilih bernilai tinggi ( sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari, misalnya garam yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang, orang Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa Latin salarium yang berarti garam. 
          Barang-barang yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
          Namun, walau alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada. Kesuliatan-kesulitan itu  antara lain  karna benda-benda yang dijadikan  alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang , penyimpanan (storaage), dan pengangkutan (trasportation) menjadi sulit dilakukan  serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan banda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahann lama.
          Ketika manusia berpikir keras untuk bisa menemukan satu benda yang memenuhi  syarat untuk dijadikan "uang". Muncullah apa yang dinamakan uang logam yang terbuat dari emas dan perak. Logam tesebut dupilih  sebagai alat tukar karena memiliki nilai  yang tinggi sahingga digamari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karna memenuhi syarat -syarat  tersebut adalah emas dan perak.
          Uang logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money) yang memiliki arti sebagai uan yang memeiliki nilai yang sesungguhnya atau nilai instrinsik (nilai bahan) dimana bahan memebuat uang sama dengan nilai nominalnya (nilai yang tercantum  pada mata uang tersebut). Pada saat itu, setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual, atau mamakainya, dan mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.  
          Sejalan dengan perkembangan perekeonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas sehingga nilainya kian lama kian tinggi. Ini sejalan dengan prinsip universal ekonomi dimana dimana ada permintaan tinggi sementara barang langka maka harganya akan menaik, dan juga sebaliknya. Selain itu, penggunaan uang emas dan perak ini juag idak menjawab pertukaran barang yang kecil-kecil alias yang murah, sehingga lama kalamaantimbullah ide untuk membuat uang kertas (promise money).
          Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti atas kepemilikan emas dan perak sebagai alat\  perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin sepenuhnya atau 100% dengan emas atau perak yang disimpan dipandai emas atau perak, dan kapanpun bisa ditukar penuh dengan jaminannya.
          Pada oerkembanagan selanjutnya, ketika lembaga-lembaga atau institusi keuangan dalam bentuk yang sederhana sudah dibangun manusia,  maka uang kertas yang memiliki nilai nominal  tertentu dan lebih kecil ketimbang nilai emas pun kian digemari orang. Bisa jadi karna dianggap lebih praktis masyarakat tidak lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran dan lebih menggunakan promise money alias surat utang tersebut sebagai alat tukar. 

Fungsi Uang

          Secara asasi, fungsi uang sebagai alat pembayaran atau pertukaran. namun ilmu ekonomi membagi fungsi-fungsi uang ini ke dalam dua kelompok besar yakni fungsi asli dan fungsi turunan.
          fungsi asli uang ada tiga yaitu: sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan sebagai penyimpan nilai. uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, karena antara lain dianggap tidak praktis,  tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar. Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan pertukaran uang. 
          Uang juga berfungsi sebagai satu hitung (unit of account) karena uang dapat digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang/jasa (alat penunjuk harga). sebagai alat satuan hitung, uang berperan memperlancar pertukaran.
          Selain itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan niali (valuta) karena dapat digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang atau bersifat investasi. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan uang tersebut dalam waktu yang tidak terbatas untuk digunakan membeli barang dan jasa di masa mendatang.
          Selain ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai Fungsi Turunan. Fungsi turunan ini antara lain uang sebagai alat pembayaran, sebagai alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau penimban kekayaan (modal), dan alat untuk meningkatkan status sosial.
          Dalam perjalanannya, uang yang tadinya berasal dari bahan yang sungguh-sungguh bernilai secara intrinsik, dikemudian hari diuabah dibuat dari bahan yang sesungguhnya tidak memiliki nilai seperti kertas dan juga logam jenis besi atau campuran namun masih secara penuh alias seratus persen didukung persedian emas dan perak. Namun dalam perjalanannya, dan ini lebih didasari kejahatan kaum Yahudi, uang dijadikan sebagai alat penjajahan dan tidak lagi diback up secara penuh oleh cadangan emas dan perak. Uang bukan lagi sebagai sekedar alat tukar namun telah dibelokkan menjadi salah satu instrumen utama alat penjajahan.







 
MATERI 5
PENGGUNAAN UANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
ntisari-Online.com - Membawa segepok uang kini sudah tak zaman lagi. Namun jika tidak mau terjebak hutang, ada alternatif selain kartu kredit. Bahkan sekarang kita bisa memiliki kartu debit tanpa perlu menjadi nasabah bank yang mengeluarkan kartu tersebut. Uang elektronik, begitu kartu yang bisa digunakan untuk membayar itu diberi nama.

Mengacu ke BI, pengertian uang elektronik harus memenuhi empat unsur untuk bisa disebut sebagai alat pembayaran. Pertama, diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kartu kepada penerbit. Kedua, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media, seperti server atau chip. Ketiga, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang tersebut. Keempat, nilai uang elektronik yang telah disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit kartu bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.

Dalam pandangan Dodit Wiweko Probojakti, general manager bisnis kartu BNI, uang elektronik memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan kartu kredit atau debit karena lebih mudah didapatkan. "Untuk memperoleh kartu debit harus memiliki rekening di bank bersangkutan dan kalau mau punya kartu kredit maka ada penilaian soal pendapatan, umur, dan lain sebagainya," katanya seperti dikutip Kontan.

Agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya, maka perlu dilakukan beberapa kiat mengelola uang elektronik ini.
  • Alokasikan dana mingguan. Waktu mingguan lebih tepat dibandingkan dengan bulanan karena cukup efisien dan lebih aman. Jumlahnya mengacu ke pengeluaran bulanan. Misalnya uang bensin sebulan Rp 1 juta, maka yang diisikan ke uang elektronik Rp 250 ribu. Jika jatah isi ulang masih lama sedangkan uang sudah menipis maka perlu dilakukan pengereman pengeluaran. Di sinilah fungsi sebagai alat pengontrol berjalan.
  • Pilih sesuai kebutuhan. Meski tujuan awal untuk kepraktisan, namun pilihlah kartu uang elektronik yang sesuai dengan kebutuhan kita. Misalkan Anda sering menggunakan jalan tol, maka pilihlah kartu yang menawarkan fungsi tersebut.
  • Perhatikan penyimpanan. Berbeda dengan kartu debit atau kartu kredit yang butuh konfirmasi sebelum digunakan, kartu uang elektronik ini tidak perlu konfirmasi. Kartu ini benar-benar mirip uang. Jadi bisa dipindahtangankan atau digunakan siapa saja. Oleh sebab itu, berhati-hatilah saat menyimpan kartu ini.

Belanja Negara

Belanja terdiri atas dua jenis:
  1. Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan Bencana), dan Belanja Lainnya.
  2. Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
    1. Dana Bagi Hasil
    2. Dana Alokasi Umum
    3. Dana Alokasi Khusus
    4. Dana Otonomi Khusus.

Pembiayaan

Pembiayaan meliputi:
  1. Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan, Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal negara.
  2. Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
  1.  
    1. Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman Program dan Pinjaman Proyek
    2. Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri atas Jatuh Tempo dan Moratorium.

Asumsi APBN

Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7 indikator perekonomian makro, yaitu:
  1. Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah
  2. Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)
  3. Inflasi (%)
  4. Nilai tukar rupiah per USD
  5. Suku bunga SBI 3 bulan (%)
  6. Harga minyak indonesia (USD/barel)
  7. Produksi minyak Indonesia (barel/hari)

Teori mengenai APBN

Fungsi APBN

APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
  • Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
  • Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya, telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
  • Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
  • Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
  • Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
  • Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.

Prinsip penyusunan APBN

Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN ada tiga, yaitu:
  • Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan kecepatan penyetoran.
  • Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
  • Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh negara dan penuntutan denda.
Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip penyusunan APBN adalah:
  • Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
  • Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program atau kegiatan.
  • Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.

Azas penyusunan APBN

APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
  • Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan dalam negeri.
  • Penghematan atau peningkatan efesiensi dan produktivitas.
  • Penajaman prioritas pembangunan
  • Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang Negara.